membaca cepat

04.40 0 Comments

Pengertian Membaca Cepat - Teknik Membaca Cepat


Pengertian Membaca Cepat - Teknik Membaca Cepat - Blogger mintZnet89 kali ini akan mengulas tuntas artikel tentang membaca cepat, baik itu dari pengertian membaca cepat, macam-macam membaca cepat., teknik membaca cepat, dan hal-hal yang menghambat orang untuk membaca secara cepat.

Sebelumnya, mari kita ketahui pengertian membaca cepat terlebih dahulu.

Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan membaca tanpa harus meninggalkan pemahaman terhadap isi dari bacaan. kecepatan membaca bergantung pada bahan dan tujuan membaca dan juga penguasaan pembaca terhadap isi bacaan.

Macam-macam teknik membaca cepat terbagi menjadi dua yaitu  :
a. Skimming
Teknik membaca cepat skimming adalah teknik untuk mencari gagasan pokok atau hal-hal penting yang ada di dalam bacaan. Contohnya: membaca ensiklopedi, kamus, index, yellow pages,dll
    Skimming bisa dilakukan apabila :
    - Ingin mengenali topik bacaan.
    - Ingin melakukan penyegaran akan apa yang pernah dibaca.
    - Ingin mendapatkan bagian penting dari suatu bacaan tanpa membaca keseluruhan.
    - Ingin mengetahui pendapat seseorang secara umum.

b. Scanning
Teknik membaca cepat scanning adalah teknik membaca untuk memahami informasi dari suatu bacaan.
Tujuan Membaca Cepat
Membaca cepat tentu memiliki tujuan, tujuannya yakni  agar dalam waktu yang relatif singkat kita mampu mendapatkan hasil dan memahami bacaan sebanyak-banyaknya. Mengapa membaca cepat begitu penting? Hampir seluruh informasi yang kita dapatkan dari buku-buku, koran, majalah, tabloid, bahkan media internet seperti media online menyajikan informasi dalam bentuk teks bacaan. Nah, itulah tujuan dari membaca cepat.


Semua orang memang dituntut untuk menjadi pembaca yang efektif. berapa sih ukuran kecepatan membaca yang dikatakan efektif itu?

Ukuran kecepatan membaca adalah kata per menit (KPM)
a. SISWA SD minimal kecepatan 200 KPM
b. SISWA SMA minimal kecepatan 250 KPM
c. Mahasiswa minimal Kecepatan 325 KPM

kegiatan membaca memang sering kita lakukan, namun yang ditanyakan disini adalah sudahkah Anda memenuhi batas minimal kecepatan membaca seperti yang telah dijelaskan diatas?

Bila belum mencapai kecepatan minimal tersebut, janganlah khawatir, teruslah membaca, Anda perlu berlatih terus. Sebelumnya, Anda perlu mengetahui hal-hal yang menghambat membaca cepat, diantaranya yaitu:
1. Membaca dengan bersuara.
2. Membaca dengan menggerakkan bibir.
3. Membaca dengan menggunakan alat penunjuk.
4. Membaca dengan menggerakkan kepala.
5. Membaca dengan mengulang bacaan atau regresi.

 Sudah paham apa saja yang menghambat kegiatan membaca cepat Anda? Berikut ini tips/teknik membaca cepat ala blogger ndeso.

1. Biasakan membaca dalam kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata.
2. Jangan mengulang-ngulang kalimat yang telah dibaca. Kebiasaan umum yang sering menghambat kecepatan membaca adalah selalu mengulang-ulang apa yang telah dibaca.
3. Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Hal ini akan memutuskan hubungan makna antar kalimat atau kata. Kita bisa lupa dengan apa yang baru kita baca.
4. Carilah kata-kata kunci yang menandai adanya gagasan utama sebuah kalimat.

Oke sahabat, cukup sampai disini pembahasan materi tentang membaca cepat.  semoga bermanfaat, jangan lupa mampir di artikel kami selanjutnya :: ciri ciri cerpen dan unsur intrinsik cerpen.









Faktor Pemengaruh Kecepatan Membaca
OPINI | 21 December 2012 | 09:05 http://assets.kompasiana.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_baca.gifDibaca: 2855   http://assets.kompasiana.com/statics/kompasiana4.0/images/img_komen.gifKomentar: 0   http://assets.kompasiana.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_nilai.gif0
          Membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam membaca. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi lingkungan, materi pelajaran, serta teknik mempelajari materi pelajaran. Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca adalah penguasaan teknik-teknik membaca. Ada banyak teknik membaca yang dapat diterapkan untuk dapat mencapai prestasi membaca yang baik. Salah satunya adalah kecepatan membaca.
13897046292006968997
          Membaca memiliki arti penting bagi siapapun. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh informasi dan bahkan menambah pengetahuannya. Membaca merupakan salah satu di antara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap pemakai bahasa. Oleh karena itu, upaya untuk mengajarkan cara membaca kepada anak sangat penting. Kegiatan membaca pada anak harus dapat memacu kemampuan anak dalam mengekplorasi kenyataan aktual yang dihadapi setiap anak.
          Dalam dunia pendidikan aspek membaca tidak dapat diabaikan. Membaca dapat menjadi faktor penting dalam memahami setiap perkembangan yang terjadi dalam kehidupan, di samping menjadi tolok ukur keberhasilan dalam belajar. Dengan membaca, siswa dapat lebih mudah memahami setiap materi pelajaran. Siswa yang terampil dan memiliki kebiasaan membaca yang baik biasanya memiliki pengetahuan yang lebih luas. Sebaliknya, siswa yang kurang terampil dan jarang membaca akan sempit pengetahuannya.
          Faktanya sekarang, tradisi membaca masyarakat dan siswa masih tergolong rendah. Aktivitas membaca hanya terbatas pada saat-sat diperlukan, saat menjelang ulangan atau ujian. Membaca dalam kondisi tersebut terkesan dipaksakan karena takut gagal dalam ulangan atau ujian. Membaca belum mampu menjadi kebiasaan yang melekat dalam diri setiap individu. Padahal, membaca menghendaki penggunaan waktu untuk membaca yang cukup tinggi. Kegemaran terhadap bacaan menjadikan waktu sangat berharga nilainya.
          Membaca juga dapat menjadi upaya untuk memenuhi tuntutan akan kebutuhan informasi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Membaca pun dapat menjadi kunci keberhasilan dalam memahami materi pembelajaran. Oleh karena itu, membaca tidak hanya sekadar aktivitas melek huruf. Membaca merupakan usaha individu dalam memenuhi kebutuhan informasi dan perkembangan ilmu. Membaca juga merupakan aktivitas yang melibatkan fisik, pikiran, dan emosi.  
          Dalam konteks itulah, kegiatan membaca pun harus didukung oleh kecepatan membaca. Hal ini untuk mengoptimalkan pemahaman terhadap bacaan dalam kurun waktu yang tidak lama. Harus disadari bahwa membaca bukanlah aktivitas yang membuang waktu. Oleh karena itu, kecepatan dalam mebaca menjadi penting untuk diperhatikan. Dengan kecepatan membaca, proses tranformasi informasi dan pemahaman dapat berjalan secara optimal untuk mencapai tujuan membaca itu sendiri.
          Kegiatan membaca pada dasarnya harus didukung oleh aspek kecepatan. Kecepatan menjadi diperlukan untuk efisiensi waktu dalam memahami suatu teks bacaan. Apabila teks bacaan yang sedikit tentu pembaca seharusnya tidak memerlukan waktu yang lama untuk membacanya. Namun sebaliknya, untuk bacaan yang panjang pun sesungguhnya diperlukan kemampuan pembaca dalam memacu kecepatan membaca dengan tidak menanggalkan pemahaman bacaan.
          Kecepatan membaca pun dapat menjadi bekal pembaca untuk mengekspresikan pemahaman terhadap bacaan, misalnya untuk memberikan informasi kepada orang lain ataupun untuk keperluan penulisan. Kecepatan membaca akan dapat mengajak pembaca untuk memperhatikan aspek-aspek yang terdapat dalam teks bacaan. Dengan demikian, kecepatan membaca pun akan dapat menjadi keterampilan tersendiri yang duperlukan. Tentu, kecepatan membaca diperlukan bukan pada tingkat membaca permulaan tapi pada tingkat membaca lanjut. Artinya, dengan dukungan kecepatan membaca maka pembaca akan menjadi lebih mudah dalam mengungkapkan kembali isi bacaan sesuai dengan keperluannya.
          Kegiatan membaca mutlak perlu didukung kecepatan membaca. Setiap pembaca pun patut memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca agar dapat memperoleh pemahaman terhadap isi bacaan secara optimal. Kecepatan membaca dalam konteks kehidupan modern dan global seperti sekarang semakin diperlukan karena tidak banyak orang yang memiliki waktu dalam kesehariannya. Metode dan teknik membaca yang cepat dengan pemahaman yang utuh menjadi aspek yang patut ditekankan dalam kegiatan membaca saat ini, termasuk dalam pembelajaran membaca. Atas dasar itu, masalah yang dapat diajukan adalah: ”Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca?”
Membaca
          Harus diakui, membaca merupakan proses. Awalnya, membaca dipahami sebagai bentuk pengenalan simbol-simbol huruf secara tercetak. Mebaca menyangkut aspek keseluruhan teks, seperti membaca huruf, kata, kalimat, hingga berlanjut dengan membaca paragraf dan esei pendek (Suwaryono, 1989 : 249). Membaca pun dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari pengenalan huruf, intelektual, emosi yang dihubungkan dengan pengetahuan pembaca untuk memahami suatu pesan yang tertulis (Kustaryo, 1988 : 2). Untuk seorang pemula, membaca berarti mengenal simbol dari sebuah bahasa. Pemahaman bacaan secara bertahap akan dikuasai setelah tahap pengenalan kata dikuasai.
          Di sisi lain, tujuan membaca seseorang akan menentukan kecepatan bacanya. Berbicara tentang hubungan kecepatan membaca dengan tujuan yang dikehendaki dari kegiatan membacanya itu, akan terjadilah apa yang dinamakan fleksibilitas kecepatan baca, yang mengacu pada kelenturan waktu pada saat membaca sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan membaca. Jika tujuan membacanya hanya sekadar ingin menikmati karya sastra secara santai, pembaca dapat memperlambat tempo kecepatan bacanya. Kalau pembaca menginginkan  informasi menyeluruh tentang kejadian hari ini dengan  segera, tentu ia akan meningkatkan kecepatan bacanya. Pembaca akan berusaha menemukan ide-ide utama atau gagasan-gagasan penting saja dan menghiraukan hal-hal kecil atau rincian-rincian khusus dalam bacaannya tersebut.
          Pada tahap-tahap awal, tingkat kecepatan baca erat kaitannya dengan faktor kesiapan membaca (reading readness). I Gusti Ngurah Oka (1983 : 26) mengajukan enam hal yang dipandang penting dalam mempertimbangkan kesiapan membaca, yang terdiri dari 1)  fasilitas bahasa lisan; 2)  latar belakang pengalaman; 3)  diskriminasi auditori dan diskriminasi visual; 4)  intelegensi; 5)  sikap dan minat;
6)  kematangan emosi dan sosial.
          Jika dikelompokkan, aspek yang terkait dengan fasilitas bahasa lisan, diskriminasi auditori dan visual, dan kematangan emosi dan sosial merupakan bekal bagi pembaca pemula dalam belajar membaca; sementara latar belakang pengalaman, intelegensia, dan sikap dan minat dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pada tingkat lanjut. Salah satu hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa faktor intelegensia tidaklah terlalu berkontribusi terhadap kemampuan membaca seseorang. Faktor yang cukup berpengaruh paling besar adalah faktor intensitas membacafaktor sikap dan minatsikap, kebiasaan, minat, dan motivasi membaca termasuk di dalamnya latar belakang pengalaman membaca.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kecepatan Membaca
          Kecepatan membaca akan dapat terjadi apabila pembaca memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca. Faktor yang berpengaruh dapat mengacu pada kemampuan seseorang yang bersifat spesifik, yang meliputi pengembangan konsep kosakata, pemahaman makna kata, pemahaman konsep-konsep linguistik, keterampilan analisis kata, dan lain-lain. Nurhadi (1987) berpendapat bahwa pemahaman bacaan bergantung pada gabungan dari pengetahuan bahasa, gaya kognitif, dan pengalaman membaca. Hal ini berarti untuk mencapai pemahaman bacaan, faktor pembaca memegang peran yang sentral. Jika pembaca memiliki dan menguasai ketiga faktor di atas, maka proses pemahaman bacaan tidak akan mendapat hambatan yang berarti.
          Sedangkan apabila ditinjau dari aspek pemahaman bacaan, Samosir (1982) menyatakan sekurang-kurangnya terdapat lima hal pokok yang dapat memengaruhi proses pemahaman bacaan. Kelima faktor tersebut meliputi: a)  latar belakang pengalaman, b) kemampuan berbahasa, c) kemampuan berfikir, d) tujuan membaca, dan e) berbagai afeksi seperti motivasi, sikap, minat, keyakinan, dan perasaan.
          Di sisi lain, faktor yang memengaruhi pemahaman bacaan pun dapat terletak pada ketidaktahuan akan bahasa. Meskipun pengetahuan bahasa itu penting, namun bagaimana menumbuhkan keinginan membaca jauh lebih penting. Selanjutnya, faktor keterbacaan wacana (readability). Menurutnya, materi bacaan yang disuguhkan dengan  bahasa yang sulit menyebabkan bacaan itu sulit dipahami dan mengakibatkan frustasi bagi pembacanya. Keterbacaan menurutnya, tidak hanya bergantung kepada bahasa teks, melainkan juga bergantung pada pengetahuan pembaca tentang teks serta bagaimana ketekunan dan ketajaman membacanya.
          Faktor tingkat keterbacaan yakni tingkat mudah-sukarnya bacaan bagi peringkat pembaca tertentu juga mempengaruhi kecepatan membaca seseorang. Bahan bacaan yang tidak sesuai dengan peringkat pembacanya dianggap mempunyai tingkat keterbacaan yang rendah. Bahan bacaan yang demikian tentu saja tidak dapat dicerna dengan mudah dalam waktu yang relatif cepat. Pembaca membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencerna bahan bacaan seperti itu. Sebaliknya, bahan bacaan yang memiliki tingkat keterbacaan yang layak dengan pembacanya, atau bahkan cenderung di bawah kemampuan pembacanya, akan dilahapnya dalam waktu yang relatif cepat.
          Faktor minat dan motivasi seseorang dalam membaca ikut berpengaruh terhadap kecepatan bacanya. Minat dan motivasi yang tinggi, baik terhadap bahannya maupun terhadap kegiatan membacanya, akan berefek positif terhadap kecepatan baca seseorang. Selain dipengaruhi faktor-faktor di atas, kecepatan membaca pun dipengaruhi oleh faktor kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang biasanya dilakukan pada saat membaca (membaca dalam hati/pemahaman), antara lain: a) membaca dengan vokalisasi (suara nyaring), b) membaca dengan gerakan bibir, c) membaca dengan gerakan kepala, d) membaca dengan menujuk baris bacaan dengan jari, pena, e) membaca dengan mengulang kata, atau baris bacaan (regresi), f) membaca dengan subvokalisasi (melafalkan bacaan dalam batin atau pikiran), g) membaca kata demi kata, h) membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna, i) membaca hanya jika perlu/ditugasi/dipaksa saja (insidental).
          Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan efektif membaca adalah penguasaan teknik-teknik membaca yang tepat sesuai dengan tujuan, bahan, dan jenis membacanya. Teknik-teknik membaca yang umum dikenal orang adalah:
a.   Teknik baca-pilih atau selecting, yaitu membaca bahan bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggapnya relevan atau mengandung informasi yang dibutuhkan pembaca. Dalam hal ini, sebelum melakukan kegiatan membaca tersebut, pembaca telah melakukan pemilihan/seleksi bahan terlebih dahulu.
b.   Teknik baca-lompat atau skipping, yaitu membaca dengan loncatan-loncatan. Maksudnya, bagian-bagian bacaan yang dianggap tidak relevan dengan keperluannya atau bagian-bagian bacaan yang sudah dikenalnya/dipahaminya tidak dihiraukan. Bagian bacaan yang demikian dilompati untuk mencapai efektivitas dan efisiensi membaca.
c.   Teknik baca-layap atau skimming atau dikenal dengan istilah membaca sekilas, yaitu membaca dengan cepat atau menjelajah untuk memperoleh gambaran umum isi buku atau bacaan lainnya secara menyeluruh. Selain itu, teknik ini juga dapat dipergunakan sebagai dasar memprediksi (menduga), apakah suatu bacaan atau bagian-bagian tertentu dari bacaannya itu berisi informasi tertentu. Seorang pembaca yang menggunakan teknik skimming hanya memetik ide-ide pokok bacaan atau hal-hal penting atau intisari suatu bacaan. Teknik ini dipergunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut:
1)  Mengenali topik bacaan; misalnya mengenali kesan umum suatu buku untuk melihat relevansi isi bacaan dengan keperluan pembacanya atau memilih suatu artikel dari majalah/surat kabar untuk kliping.
2)  Mengetahui pendapat orang (opini). Setelah pembaca mengetahui topik yang dibahas, dia juga ingin mengetahui pendapat penulisnya terhadap masalah tersebut. Suatu kesimpulan itu biasanya diletakkan pada bagian akhir bacaan.
3)  Mengetahui bagian penting tanpa harus membaca seluruh bacaan. Pembaca hanya melihat seluruh bacaan itu untuk memilih ide-ide yang dianggapnya penting dan baik, tetapi tidak membacanya secara lengkap.
4)  Mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok, hubungan antar bagian guna mencari atau memilih bahan yang perlu dipelajari atau prlu diingat.
5)    Menyegarkan apa yang pernah dibaca, misalnya dalam mempersiapkan ujian atau seramah.
d.    Teknik baca-tatap atau scanning atau dikenal juga dengan istilah sepintas, yaitu suatu teknik pembacaan sekilas cepat tetapi teliti dengan maksud untuk memperoleh informasi khusus/tertentu dari bacaan. Pembaca yang menggunakan teknik ini akan langsung membaca bagian tertentu dari bacaannya yang berisi informasi/fakta yang diperlukannya tanpa menghiraukan bagian-bagian lain yang dianggapnya tidak relevan. Teknik scanning biasa digunakan untuk hal-hal berikut:
1)  mencari nomor telepon;
2)  mencari makna kata tertentu dalam kamus;
3)  mencari keterangan tentang suatu istilah pada ensiklopedia;
4)  mencari entri atau rujukan sesuatu hal pada indeks;
5)  mencari definisi sebuah konsep menurut para pakar tertentu;
6)  mencari data-data statistik;
7)  mencari acara siaran TV, daftar perjalanan, dokter jaga, dan sebagainya.
          Kecepatan membaca dapat menjadi aspek penting yang mendukung keberhasilan kegiatan membaca, termasuk dalam memahami isi bacaan. Kecepatan membaca harus dapat menjadi pilihan dalam kegiatan membaca sebagai bagian untuk meningkatkan efektifitas dalam kegiatan membaca. Kecepatan membaca berupaya untuk mengefisienkan waktu membaca tanpa meningglkan aspek pemahaman terhadap bacaan. Dalam kegiatan belajar, kecepatan membaca pun patut menjadi perhatian bagu guru untuk meningktkan kemampuan kecepatan membaca siswa yang efektif sebagai bagian untuk memahami materi pelajaran.
      Pembaca dapat memilih, menentukan, dan menggunakan teknik alam membaca yang dapat mendukung kecepatan membacanya untuk memenuhi tuntutan efektifitas dan efisiensi membaca. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca dapat disimak melalui skema di bawah ini:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kecepatan Membaca
Faktor dalam (internal)
1. kompetensi bahasa
2. minat dan motivasi
3. sikap dan kebiasaan
4. intelegensi/kemampuan
5. unsur dalam bacaan
Faktor luar (eksternal)
1. keterbacaan wacana
2. organisasi teks/tulisan
3. sifat lingkungan baca
4. fasilitas
5. guru
6. model belajar mengajar
(Syarifudin Yunus, M.Pd., Pemerhati Bahasa Indonesia)
MEMBACA CEPAT
Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan tanpa meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaan. Kecepatan membaca bergantung pada bahan dan tujuan membaca serta penguasaan pembaca terhadp materi bacaan.
Membaca cepat bertujuan agar dalam waktu yang relatif singkat bisa mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Semua orang dituntut menjadi pembaca yang efektif. Hamper seluruh informasi dari buku-buku, majalah, Koran, dan sebagainya disajikan dalam bentuk bacaan. Untuk membaca itu semua diperlukan membaca cepat.
Ukuran kecepatan membaca adalah kata per menit (KPM)
a. SISWA SD minimal kecepatan 200 KPM
b. SISWA SMA minimal kecepatan 250 KPM
c. Mahasiswa minimal Kecepatan 325 KPM
Kegiatan membaca cepat tentunya sudah pernah anda lakukan, apabila kecepatan anda diukur , sudahkah anda membaca dengan membaca 250 KPM ? Jika Anda telah memilika kecepatan membaca 250 KPM, berarti anda telah memenuhi kemampuan minimal untuk siswa SMA. Akan tetapi bila belum mencapai kecepatan minimal tersebut, anda perlu berlatih terus :
a. Biasakan membaca dalam kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata.
b. Jangan mengulang-ngulang kalimat yang telah dibaca. Kebiasaan umum yang sering menghambat kecepatan membaca adalah selalu mengulang-ulang apa yang telah dibaca.
c. Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Hal ini akan memutuskan hubungan makna antar kalimat atau kata. Kita bisa lupa dengan apa yang baru kita baca.
d. Carilah kata-kata kunci yang menandai adanya gagasan utama sebuah kalimat.

MEMBACA CEPAT ( SPEED READING )
A.       Hakikat Membaca Cepat
Membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan tujuan dari membaca. Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita membaca (Soedarso 2004:18). Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan  kebutuhan membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing dapat diperlambat untuk memahami makna kata tersebut.
Nurhadi (2005:31) mengungkapkan membaca cepat dan efektif  yaitu jenis membaca yang mengutamakan kecepatan, dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya.  Dengan demikian, seseorang dalam membaca tidak hanya kecepatannya yang menjadi patokan namun juga disertai pemahaman dari bacaan. 
Membaca cepat merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya (Suyoto 2008). Apabila seseorang dapat membaca dengan waktu yang sedikit dan pemahaman yang tinggi maka seseorang tersebut dapat dikatakan pembaca cepat.
Dari beberapa definisi di atas mengenai membaca cepat, dapat disimpulkan bahwa membaca cepat adalah proses membaca bacaan untuk memahami isi-isi bacaan dengan cepat. Membaca cepat memberi kesempatan untuk membaca secara luas, bagian-bagian yang sudah sangat dikenal atau dipahami tidak dihiraukan. Perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau bagian-bagian yang belum dikuasai. Dengan membaca cepat dapat diperoleh pengetahuan yang luas  tentang apa yang dibacanya.
B.  Hambatan Membaca Cepat
Membaca cepat bagi orang awam atau seseorang yang  tidak mendapatkan latihan khusus membuat mereka merasa lelah dalam membaca karena lamban dalam membaca. Hal tersebut dapat diperkuat dengan adanya kebiasaan-kebiasaan  buruk dalam membaca. Soedarso (2004:5) hal-hal yang menghambat membaca cepat adalah (1) vokalisasi; (2) gerakan bibir; (3) gerakan kepala; (4) menunjuk dengan jari; (5) regresi; dan (6) subvokalisasi.
Lebih lanjut Nurhadi (2005b:31) menyampaikan mengenai hambatan membaca cepat antara lain (1) menyuarakan apa yang dibaca; (2) membaca kata demi kata; (3) membantu melihat/menelusuri baris-baris bacaan dengan alat-alat tertentu (ujung pensil, ujung jari); (4) menggerak-gerakkan kaki atau anggota tubuh yang lain; (5) konsentrasi berpikir terpecah dengan hal-hal lain di luar bacaan; (6) bergumam-gumam atau bersenandung; (7) kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, sub-sub bab, bahkan di tengah-tengah kalimat; (8) kebiasaan mengulang-ulang unit-unit bacaan yang telah dibaca. 
Harjasujana (dalam Pamungkas 2008) faktor yang mempengaruhi membaca menurutnya, sekurang-kurangnya ada lima hal pokok yang dapat mempengaruhi proses pemahaman sebuah wacana antara lain (1) latar belakang pengalaman; (2) kemampuan berbahasa; (3) kemampuan berpikir; (4) tujuan membaca; dan (5) berbagai afeksi seperti motivasi, sikap, minat, keyakinan, dan perasaan. 
Selain faktor-faktor di  atas, kecepatan membaca  juga dipengaruhi oleh faktor kebiasaan buruk dalam membaca antara lain (1) membaca dengan vokalisasi (suara nyaring); (2) membaca dengan gerakan bibir; (3) membaca dengan gerakan kepala; (4) membaca dengan menunjuk baris bacaan dengan jari, pena, atau alat lainnya; (5) membaca dengan mengulang kata, atau baris bacaan (regresi); (6) membaca dengan subvokalisasi (melafalkan bacaan dalam batin atau pikiran); (7) membaca kata demi kata; (8) membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna; (9) membaca hanya jika perlu/ditugasi/dipaksa saja (insidental). 
Lebih lanjut Pearson (dalam Pamungkas 2008) faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam (internal) meliputi kompetensi bahasa, minat dan motivasi, sikap dan kebiasaan, dan kemampuan membaca. Faktor luar (eksternal) dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu (a) unsur dalam bacaan, dan (b) sifat-sifat lingkungan baca. Unsur dalam bacaan berkaitan dengan keterbacaan dan faktor organisasi teks. Sifat lingkungan baca berkenaan dengan fasilitas, guru, model pengajaran, dan lain-lain.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, hambatan-hambatan dalam membaca cepat antara lain  (1) vokalisasi; (2) gerakan bibir; (3) gerakan kepala; (4)  menunjuk dengan jari, pena, atau alat lainnya; (5) regresi; (6) subvokalisasi; dan (7) minat dan motivasi.
C.  Cara Meningkatkan Kecepatan Membaca 
Soedarso (2004:19) menguraikan cara meningkatkan kecepatan membaca antara lain (1) melihat dengan otak karena otak menyerap apa yang dilihat mata serta persepsi dan interpretasi otak terhadap tulisan yang dilihat oleh mata dapat mempengaruhi pemahaman terhadap bacaan; (2) menggerakkan mata terarah (fixed)  pada suatu sasaran (kata) dan melompat ke sasaran berikutnya; (3) melebarkan jangkauan mata dan lompatan mata yaitu satu fiksasi meliputi dua atau tiga kata; (4) membaca satu fiksasi untuk satu unit pengertian; dan (5)  meningkatkan konsentrasi karena dengan konsentrasi, pembaca menjadi cepat mengerti dan memahami bacaan.
Nurhadi (2005b:30-32) lebih detail menguraikan cara meningkatkan kecepatan membaca yaitu (1) menerapkan metode dan teknik membaca; (2) memilih aspek tertentu saja yang dibutuhkan dalam bacaan sesuai dengan tujuan membaca; (3) membiasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok kata; (4) jangan mengulang kalimat yang telah dibaca; (5) jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat; (6) cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat; (7) abaikan kata-kata tugas yang berulang-ulang seperti yang, di, dari, pada dan sebagainya; (8) jika penulisan dalam bentuk kolom, arahkan gerak mata ke bawah lurus (vertikal).
Wainwright (2007:33) beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan membaca antara lain (1) menghilangkan regresi karena regresi dapat memperlambat kecepatan membaca; (2) mengembangkan ritme, cara ini dilakukan untuk menghindari regresi; (3) meningkatkan daya jangkauan pandang mata dapat dilakukan dengan melihat kata-kata sekaligus, mengenali kumpulan kata, dan mengubah cara kerja otak dalam menerima informasi; (4) latihan tachistoscopic atau sering disebut  flashing, latihan ini menggunakan perangkat antiregresi. 
Secara teoretis, kecepatan membaca dapat ditingkatkan menjadi dua sampai tiga kali lipat dari kecepatan semula. Dengan mengetahui metode dan teknik mengembangkan kecepatan membaca, diikuti latihan yang intensif, menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk ketika membaca, dan membiasakan  diri membaca dengan cepat maka dalam beberapa minggu kecepatan membaca dapat meningkat.
D.  Mengukur Kecepatan Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan. Setiap orang mempunyai kemampuan membaca yang berbeda namun kemampuan membaca itu dapat ditingkatkan. Soedarso (2004:14) kecepatan membaca dapat diukur dengan rumus sebagai berikut.
    Jumlah kata yang dibaca     
    X  60  = jumlah kata per menit
   Jumlah waktu membaca


Sebagai contoh, apabila seseorang membaca 1.600 kata dalam  3 menit dan 20 detik atau total 200 detik, maka kecepatan membacanya: 1600 : 200 x 60 = 480 kpm
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan yang dibaca, hitung jumlah kata dalam lima baris dahulu lalu bagi lima. Hasilnya merupakan jumlah rata-rata per baris dari bacaan itu. Lalu hitung jumlah baris yang dibaca dan kalikan dengan jumlah rata-rata.
Nurhadi (2005a:41) menguraikan cara yang lebih akurat untuk menghitung kecepatan membaca antara lain (1) tandailah di mana memulai membaca; (2) bacalah teks tersebut dengan kecepatan yang memadai; (3) tandailah lokasi akhir membaca; (4) catat waktu mulai membaca  (jam ..., menit ..., detik ...); (5) catat waktu berakhirnya membaca (jam ..., menit ..., detik ...); (6) hitung berapa waktu yang diperlukan (dalam detik); (7) hitung jumlah kata dalam teks yang dibaca; (8) kalikan jumlah kata dengan bilangan 60 (1 menit = 60 detik); (9) bagi hasil perkalian tersebut dengan jumlah kata per menit. Proses tersebut bila digambarkan sebagai berikut.
I. Saat akhir membaca        = jam ..., menit ..., detik ....
   Saat mulai membaca       = jam ..., menit ..., detik ...
   Waktu yang diperlukan   = ....  detik 
II. Jumlah kata x 60 detik   = jumlah total kata.
III. Jumlah total kata : waktu yang diperlukan = jumlah kata per menit.
  Pada umumnya, seseorang membaca jauh lebih lambat dari kemampuannya. Kecepatan membaca yang memadai diperlukan agar dapat membaca dengan lebih efektif. Berikut ini daftar kecepatan membaca yang memadai untuk semua jenjang pendidikan (Nurhadi 2005b:29).
SD/SMP            : 200 kata/menit
SMA                  : 250 kata/menit
Mahasiswa        : 325 kata/menit
Mahasiswa program Pasca Sarjana  : 400 kata/menit
Orang Dewasa  : 200 kata/menit.
E.  Hakikat Ide Pokok Paragraf
Dalam bahasa Indonesia, ada istilah pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, kalimat pokok, yang semuanya mempunyai arti yang sama serta mengacu pada pengertian kalimat topik. Gagasan pokok yang menjadi bahasan sebuah paragraf disebut pokok bahasan atau topik (Sakri 1992:3). Dalam sebuah paragraf  pastilah terdapat kalimat pokok atau kalimat utama, kalimat tersebut merupakan kunci dari  pokok bahasan. 
Zainuddin (1992:46) paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung ide untuk mengungkapkan buah pikiran yang dapat berupa satu atau beberapa kalimat. Buah pikiran tersebut dapat diuraikan ke dalam beberapa kalimat. Namun, pada umumnya dalam suatu paragraf terdapat satu ide pokok atau gagasan pokok yang dijabarkan sehingga terdapat pikiran utama dan pikiran penjelas. Pikiran utama biasanya terdapat pada awal paragraf, tengah paragraf, awal dan akhir paragraf atau pun terdapat pada seluruh paragraf. 
Hal senada juga disampaikan oleh Mustakim (1994:112) paragraf sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat. Dalam praktiknya, paragraf terkadang hanya terdiri dari beberapa kalimat atau pun hanya satu kalimat. Namun, jumlah kalimat tersebut bukanlah menjadi ukuran dalam penyebutan paragraf. Hal  tersebut karena yang terpenting dalam sebuah paragraf adalah kesatuan gagasan yang diungkapkannya.
Paragraf adalah bagian bacaan yang mengandung satu satuan gagasan, yang biasanya disebut dengan ide pokok paragraf (Nurhadi 2005b:69). Lebih lanjut menurut Nurhadi, beberapa tempat kalimat utama atau ide pokok antara lain (1) ide pokok di awal paragraf (kalimat pertama); (2) ide pokok di akhir kalimat (kalimat penutup); (3) kalimat topik terdapat pada kalimat pertama dan terakhir; (4) ide pokok menyebar di seluruh paragraf.
Haryanta (2008) mengungkapkan, inti atau ide pokok paragraf merupakan gagasan yang secara struktural maknawi membawakan gagasan yang lain. Oleh karena itu, inti atau ide pokok merupakan suatu konsep yang secara ordinatif mencakup konsep gagasan lain mengubordinasi gagasan kalimat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ide pokok paragraf adalah gagasan utama atau pokok pikiran yang diungkapkan ke dalam satu atau beberapa kalimat. Ide pokok dapat ditemukan pada awal paragraf, akhir paragraf, awal dan akhir paragraf, dan menyebar di seluruh paragraf.
F.  Cara Menemukan Ide Pokok
Sebuah bacaan umumnya memiliki gagasan pokok dan gagasan penjelas. Gagasan pokok suatu paragraf merupakan ide pokok yang terkandung dalam  paragraf. Sebuah paragraf tidak akan sempurna jika hanya memiliki ide pokok saja tanpa adanya gagasan penjelas. Nurhadi (2005b:72) menjelaskan untuk mengetahui apakah kalimat dalam suatu paragraf mengandung ide pokok atau penjelas, dapat diketahui dengan melihat kata-kata kunci yang mengawali kalimat tersebut.  Berikut ini deretan kata-kata kunci itu.
Tabel Kata Kunci Ide Pokok dan  Gagasan Penjelas
Mengandung Ide Pokok
Sebagai penjelas(penunjang gagasan)
1.   Sebagai kesimpulan ...
2.   Yang penting adalah ...
3.   Ingat hal ini ...
4.   Yang saya maksudkan adalah ..
5.   Inilah yang penting ...
6.   Jangan lupa ...
7.   Kalimat-kalimat pernyataan ide ...
1.  Dengan kata lain ..
2.   Atau bisa dikatakan ...
3.   Pendapat itu ditunjang oleh ...
4.   Sebagai contoh adalah ...
5.   Sebagai ilustrasi ...
6.   Sebagai perbandingan ...
7.   Menjelaskan hal itu ...
8.   Lebih lanjut ...
9.   Pengulangan-pengulangan kata sebelumnya
Setelah mengetahui kata-kata kunci ide pokok paragraf, selanjutnya adalah cara menemukan ide pokok dalam paragraf. Untuk menemukan ide pokok, seseorang harus melakukan latihan. Latihan tersebut meliputi (1) latihan menemukan letak ide pokok dalam paragraf; (2) latihan menyatakan ide pokok sebuah paragraf; (3) latihan menangkap maksud paragraf; (4) latihan menemukan ide pokok dengan kecepatan membaca yang tinggi.
Hayon (2007:59) memaparkan bagaimana cara untuk mengetahui ide pokok paragraf secara cepat dan tepat yaitu pembaca terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan dasar mengenai penyusunan sebuah paragraf. Pengetahuan tersebut diantaranya (1) mengetahui letak-letak kalimat utama, kalimat utama  biasanya terletak pada awal paragraf (pada kalimat pertama atau kedua), bagian-bagian akhir (pada kalimat terakhir atau kedua dari terakhir), dan gabungan (pada bagian awal dan akhir); (2) mengetahui ide pokok, biasanya berbentuk kata atau frase, kadangkala ide pokok terlihat jelas atau tersurat, tetapi ada juga yang tersirat; (3) mengetahui cara menentukan ide pokok, ide pokok dapat dilihat dari kata pada kalimat utama yang diulang kembali, diganti dengan kata ganti persona atau kata yang sama arti, dan diikuti kata ganti penunjuk pada kalimat-kalimat penjelas; (4) mengetahui ide-ide penjelas yang terdapat pada kalimat-kalimat penjelas. Dengan mengetahui ide pokok suatu paragraf, pembaca dapat mengikuti cara berpikir dari seorang penulis.
Penulis dalam mengungkapkan idenya, biasanya dalam bentuk satu atau dua kalimat. Kalimat-kalimat tersebut merupakan pokok pikiran penulis untuk menyampaikan sesuatu. Dalam menyampaikan sesuatu, penulis menyertakan topik paragraf karena topik itu menjadi subjek pembicaraan. Namun, sering kali ide pokok tidak dapat diketahui dengan mudah, karena tidak selamanya ide pokok selalu tersurat dalam sebuah kalimat. Untuk memudahkan dalam menemukan ide pokok, dapat dilakukan dengan cara (1) menemukan topik terlebih dahulu; (2) tanyakan pada diri Anda dengan sejumlah pertanyaan, Apa ide pokok paragraf ini?apa sebenarnya yang ingin penulis katakan dengan topik seperti ini? Kalimat mana yang menyatakan ide pokok itu? (Nuriadi 2008:149). Dalam hal ini, pembaca dituntut berpikir kritis dalam memahami isi suatu bacaan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa cara untuk menemukan ide pokok dapat dilakukan dengan cara (1) terlebih dahulu  mengetahui topik dalam bacaan; (2) dapat menggunakan kata kunci sesuai dengan tabel di atas, yaitu kata kunci untuk mengetahui mana yang termasuk ide pokok atau hanya sebagai kalimat penjelas saja; dan (3) mengetahui letak-letak ide pokok  dalam suatu paragraf. Dengan cara-cara tersebut, memudahkan seseorang untuk menemukan ide pokok paragraf.
Diposkan oleh Dewie Ukhwatul Khasanah di 14.00 http://img1.blogblog.com/img/icon18_email.gif

MEMBACA CEPAT
A.Pengertian Membaca Cepat
1. Menurut Drs. Nurhadi (1987)
            Membaca cepat yaitu membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca dan bahan bacaan.
2. Menurut Harjasujana
            Membaca cepat yaitu kegiatan merespon lambang-lambang cetak dengan menggunakan pengertian yang tepat pembacaan yang mahir akan memberikan respon kepada apa yang diugkapkan oleh penulis dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memahami apa yang dibacanya dengan sebaik-baiknya
B. Manfaat Membaca cepat
Menurut Harjasujana
1.      Dengan membaca cepat orang dapat meninjau kembali secara materi yang pernah dibacannya.
2.      Membaca cepat memberikan kesempatan untuk membaca secara lebih luas,bagian-bagian yang sudah sangat dikenal tidak usah dihiraukan, perhatikan bias difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau bagian-bagian yang belum dipahami.
C. Metode Membaca cepat
            Menurut Drs. Nurhadi (1987) ada beberapa yang dikembangkan dalam membaca cepat, yaitu:
1.      Metoda kosakata
     Metode kosakata adalah metoda mengembangkan kecepatan melalui pengembangan kosakata. Artinya metoda ini mengarahkan perhatian pada aspek perbendaharaan kata seorang pembaca. Dasar pikiran metoda ini yaitu semakin banyak atau semakin besar perbendaharaan kata seseorang semakin tinggi kecepatan membacanya.

2.      Metoda Motivasi
      Cara kerja metoda ini adalah dengan memotivasi para pembaca pemula dengan berbagai macam rangsangan bacaan yang baik sehingga tumbuh minat bacanya. Pikiran yang mendasari metoda ini yaitu semakin seseorang pada jenis buku tertentu maka semakin tinggi kecepatan dan pemahaman seseorang.

3.      Metoda Bantu Alat
     Cara kerja metoda ini adalah ketika seseorang membaca, gerak matanya dipercepat dengan bantuan alat berupa ujung pensil, ujung jari atau penunjuk khusus dari kayu. Metoda ini memperoleh hasil yang memuaskan. Tetapi akhirnya mempunyai efek negative yaitu ketergantungan pada alat bantu yang digunakan.

4.      Metoda gerak Mata
      Metoda gerak mata adalah metoda yang paling banyak dipakai dan dikembangkan orang sekarang, baik untuk pengajaran membaca permulaan, maupun bagi siapa saja yang mau meningkatkan kecepatan membaca.

D. Teknik Membaca Cepat
Menurut Drs. Nurhadi (1987)
1.Membaca Skiming
            Teknik membaca skiming artinya menyapu halaman buku dengan cepat untuk menemukan sesuatu yang dicari. Dengan demikian orang yang sedang membaca dengan teknik skiming tidak melihat kata demi kata, Kalimat demi kalimat atau paragraf, tetapi menyapu halaman secara menyeluruh.    
            Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam teknik membaca skiming adalah sebagai berikut:
a.       Pertanyaan dulu “ Apa yang akan kita perlukan dari buku ini?.”
b.      Dengan bantuan daftar isi atau kata pengantar, carilah kemungkinan bahwa informasi yang anda butuhkan itu ada dalam buku tersebut.
c.       Telusuri setiap garis yang baca dengan kecepatan tinggi.




Jenis-jenis Membaca

Ø  Membaca adalah proses yang kompleks yang melibatkan langkah-langkah dan kegiatan tertentu yang berbeda. Membaca terdapat didalam otak. Otak terdiri dari dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi untuk mengolah angka. Contohnya mempelajari matematika, fisika, kimia. Otak kanan berfungsi untuk perbandingan visual, ruang, musik, irama. Contohnya mempelajari sejarah, seni, bahasa Indonesia, geografi.
Ø  Membaca cepat yaitu membaca dengan cepat dan teknik untuk memusatkan perhatian terhadap sesuatu yang dibutuhkan. Membaca cepat mempunyai tujuan untuk mengambil sesuatu secara cepat dan dapat dipelajari dari dokumen seperti majalah dan diktat teks secara efektif.
Untuk menguasai keterampilan membaca cepat dengan cara menggunakan kemampuan kecepatan berbeda dalam bahan yang juga berbeda.
Kecepatan membaca akan membantu kita menyesuaikan diri dengan syarat pemahaman yang berbeda terdiri dari (1) Mampu memilih dan memahami sesuatu yang dibutuhkan (2) Mengingat informasi (3) Menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang ada.
Ø  Pengertian membaca dibagi menjadi tiga kelompok yaitu (1) Kelompok pertama, membaca adalah pengalaman secara umum. Menurut Frank Jennings (1965), Membaca dimulai dengan peristiwa yang sering datang. (2) Kelompok dua, membaca adalah lambang grafis. Menurut Rudolf Flesch (1995), Membaca yaitu kegiatan untuk memperoleh makna dari golongan huruf. Menurut Charles Fries (1962), Membaca yaitu pengembangan kemampuan yang bermacam-macam terhadap bangun grafis yang khas. (3) Kelompok tiga, Membaca adalah gangguan definisi. Menurut Ernest Horn (1937), Membaca yaitu kegiatan meliputi proses penyempurnaan dan pelestarian makna melalui penggunaan kertas tulis. Menurut David Russel (1960), Membaca adalah kegiatan yang rumit dan komplek. Ciri- cirinya dianalisis melalui empat tahapan yaitu sensasi, persepsi, pemahaman dan pemanfaatan.
Fungsi membaca menurut Mortimer J.Adler (1940), Membaca adalah alat utama yang dimiliki seseorang untuk kehidupan yang baik. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Ø  Menurut Pearson (1984), Literasi yaitu proses membaca dan menulis. Sekarang definisi Literasi meliputi (1) Membaca kata-kata tercetak (2) Berbicara dengan jelas, singkat dan menyakinkan (3) Menulis dengan mudah dan menyenangkan (4) Menyampaikan ide-ide essensial (5) Memahami pesan lisan (6) Menemukan tujuan dan sesuatu yang kita inginkan.
Ø  Pengertian Membaca
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1996 : 72), Membaca adalah melihat dan memahami isi yang tertulis serta melafalkan apa yang tertulis.
Menurut Anderson (Tarigan,1990 : 8), Membaca adalah proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat terkandung dalam kata-kata tertulis.
Menurut Finochiaro dan Bonomo (Tarigan, 1990 : 8), Membaca adalah memetik dan memahami makna yang tersurat yang terkandung dalam bahasa tulis.
Menurut D. P. Tampubolon (1987 : 5-6), Membaca merupakan cara untuk membina daya nalar.
Jadi kesimpulannya bahwa pengertian membaca yaitu (1) Membaca adalah proses untuk memerlukan daya nalar untuk memperoleh pesan tersurat dan tersirat.
(2) Membaca adalah kegiatan yang menuntut kecepatan, kosentrasi dan pemahaman membaca untuk mendapatkan informasi.
Menurut H. G Tarigan (1990 : 9-10), tujuan membaca yaitu mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi dan memahami makna membaca.
Ø  Tujuan membaca secara inci yaitu (1) Untuk memperoleh fakta (2) Untuk memperoleh ide pokok (3) Untuk mengetahui organisasi cerita (4) Untuk menyimpulkan dan mengklasifikasikan (5) Untuk mengelompokkan dan mengevaluasi (6) Untuk membandingkan dan mempertentangkan.
Ø  Menurut Brughton (Tarigan, 1990 :11-12), dua aspek membaca yaitu
1.      Keterampilan yang bersifat mekanis berada pada urutan lebih rendah tentang : (a) Pengenalan bentuk huruf (b) Pengenalan unsur intrinsik (c) Pengenalan hubungan tentang ejaan dan bunyi (d) Kecepatan membaca lambat.
2.      Keterampilan bersifat pemahaman berada urutan yang lebih tinggi tentang : (a) Memahami pengertian yang sederhana (b) Memahami makna (c) Evaluasi atau penilaian (d) Kecepatan membaca yang fleksibel sesuai keadaan untuk mendapatkan sesuatu yang jelas.
Ø  Menurut Nurhadi (1987 : 128-129), aspek keterampilan membaca tentang : (1) Keterampilan mengenai kata (2) Keterampilan mengenai tanda baca (3) Keterampilan memahami makna tersurat meliputi makna kata, frase, kalimat, paragraf, sub bab, makna bab (4) Keterampilan membaca kritis mengenai : (a) kemampuan menemukan ide pokok dalam bacaan tersirat dan tema cerita (b) membuat kesimpulan bacaan (c) menganalisis fakta penunjang (d) mengorganisasi fakta (e) membedakan fakta (f) membedakan fakta dan opini (g) menemukan realitas dan fantasi, unsur propaganda, latar belakang (h) meramalkan dampak (i) menilai kebenaran bacaan, kesesuaian judul, pengembangan karangan (5) Keterampilan membaca kreatif meliputi : (a) kemampuan membuat ringkasan, kerangka karangan, esai balikan (b) menyusun resensi (c) menerapkan isi bacaan dalam sehari-hari.
Ø  Jenis-jenis membaca
Menurut Tarigan (1990 :12), kegiatan yang sesuai yaitu membaca nyaring dan membaca suara sedangkan untuk pemahaman yaitu membaca dalam hati.
Ø  Membaca dalam hati dibagi menjadi dua yaitu
1. Membaca ekstensif.
Membaca ekstensif yaitu membaca untuk memahami isi dengan cepat.
      2. Membaca intensif.
Membaca intensif yaitu mempelajari dengan seksama, menelaah dengan teknik dan terperinci dilakukan dikelas terhadap tugas yang perkiraan dua sampai empat halaman setiap hari. (Tarigan, 1990 : 35)
Ø  Membaca ekstensif dibagi menjadi tiga yaitu :
  1. Membaca survei.
Membaca survei yaitu sebelum membaca, kita harus meneliti bacaan dengan sekilas.
  1. Membaca sekilas.
Membaca sekilas yaitu kegiatan membaca agar pembaca melihat dengan cepat dan memperhatikan bacaan untuk nencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. (Tarigan, 1990 : 32)
  1. membaca dangkal.
Membaca dangkal yaitu membaca untuk kesenangan dan dilakukan di waktu senggang. (Tarigan,1990 : 34)
Ø  Membaca intensif dibagi menjadi dua yaitu
1.      Membaca telaah isi.
Membaca telaah isi yaitu membaca yang menuntut ketelitian, pemahaman, kritis berfikir dan menangkap ide dalam bacaan.
Ø  Membaca telaah isi dibagi menjadi empat bagian yaitu :
  1. Membaca teliti.
Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut penuturan atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
  1. Membaca pemahaman.
Membaca pemahaman yaitu membaca yang tujuannya untuk memahami standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi. (Tarigan, 1990 : 56)
  1. Membaca kritis.
Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan dengan tenggang hati, evaluatif, analisis bukan mencari kesalahan. (Tarigan, 1990 : 89)
  1. Membaca ide.
Membaca ide yaitu membaca untuk mencari, menemukan, dan memahami ide atau gagasan dalam bacaan. (Tarigan 1990 : 116)
2.  Membaca telaah bahasa.
Membaca telaah bahasa yaitu membaca dengan memperbanyak pendaharaan kata dan mempelajari serta mengembangkan menjadi kaimat. (Tarigan,1990 : 120)
Ø  Membaca telaah bahasa dibagi menjadi dua bagian yaitu :
  1. Membaca telaah asing.
Membaca telaah asing yaitu membaca dengan memperbanyak pendaharaan kata dan dipelajari untuk memahami kata-kata asing dalam bacaan.
  1. Membaca sastra.
Membaca sastra yaitu membaca yang membutuhkan kamampuan pembaca untuk memahami bahasa dan sastra serta untuk memiliki rasa intuisi dalam karya sastra.
Ø  Membaca dan perkembangan insan
Perkembangan adalah perubahan progresif dalam isi atau kualitas individual menekan aspek psikis.
Perubahan fungsional kualitatif yaitu perubahan fungsi mutu kemampuan membaca. Sedangkan perubahan progresif secara kuantitatif yaitu perubahan jumlah kata dalam membaca.
Ø  Prinsip-prinsip perkembangan anak.
Secara psikologis ada dua fase siklus pertumbuhan yaitu fase percepatan dan fase pengurangan artinya pertumbuhan yang tumbuh secara cepat dan ada yang lambat.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu : (1) Pembawaan (2) Kematangan (3) Lingkungan.
Menurut Dr. Maria Mountessori, kematangan adalah perkembangan yang terjadi secara normal pada individu yang melakukan sesuatu berdasarkan kematangannya.
Menurut Olsen mengemukakan tentang kemampuan bahasa bahwa usia yang meliputi gigi, berat, tinggi berpengaruh pada kemampuan membaca anak.
Menurut Stroud bahwa pengajaran membaca dipengaruhi mental anak sedangkan pertumbuhan fisik tidak banyak berpengaruh.
Kesimpulannya yaitu pengajaran membaca diberikan pada anak yang usianya tujuh tahun dengan pertumbuhan fisik yang telah menyeluruh.
Perlunya membaca cepat dan efektif yaitu : Membaca adalah proses kompleks (melibatkan faktor internal yaitu intelegensi, minat, sikap, bakat, mudah-sulit) dan faktor eksternal (melibatkan lingkungan, latar belakang, sosial ekonomi, kebiasaan dan tradisi).   
Menurut Edwar L. Thorndike bahwa proses membaca tidak berubah dengan proses ketika orang berpikir dan bernalar.
Ø  Tujuan membaca cepat dan efektif yaitu (1) Mengenali hakikat proses membaca (2) Tuntutan sehari-hari (3) Untuk mencari hasil mengenai membaca.
Menurut Wiliam Francis Bacon bahwa membaca membuat manusia penuh, berdiskusi membuat manusia siap dan menulis membuat manusia cermat.
Ø  Masalah yang dihadapi pembaca yaitu (1) Tingkat kecepatan membaca yang rendah (2) pemahaman yang diperoleh kurang (3) Minat baca yang belum tumbuh (4) Kurang mengetahui cara membaca yang cepat dan efektif (5) Gangguan fisik yang tidak sadar menghambat kecepatan membaca.
Ø  Pandangan yang salah tentang membaca yaitu : (1) Membaca adalah kegiatan reseptif (2) Membaca adalah proses mengingat (3) Kurang perhatian terhadap membaca lanjut (4) Kita membaca hanya memerlukan sesuatu.
Ø  Kecepatan membaca cepat diukur dengan cara : (1) Tandailah dimana kita mulai membaca (2) Kita harus tahu kemampuan kecepatan membaca kita (3) Tandailah akhir anda membaca (4) Sebelum dan sesudah membaca kita harus mencatat waktu (5) Waktu yang kita perlukan harus dihitung (6) Jumlah kata dalam teks yang dibaca harus dihitung (7) Jumlah kata dikali dengan bilangan enam puluh detik (8) Membagi hasil perkalian dengan jumlah waktu, hasilnya jumlah kata permenit.
Kemampuan membaca adalah kemampuan hasil latihan yang didukung oleh faktor-faktor  bawaan tertentu.
Ø  Metode mengembangkan kecepatan membaca yaitu :
1. Metode kosakata.
Metode kosakata yaitu metode mengembangkan kecepatan membaca pengembangan kosakata yang mengarahkan pada aspek perbendaharaan kata pembaca tersebut.
2. Metode motivasi (minat).
3. Metode bantuan alat.
Metode bantuan alat yaitu digunakan untuk pembaca pemula kelas satu sampai kelas tiga. 
  1. Metode gerak mata.
Metode gerak mata yaitu metode yang banyak dipakai dan dikembangkan seseorang baik untuk pengajaran membaca permulaan dan yang ingin meningkatkan kemampuan membaca.
Ø  Aspek gerak bola mata menyangkut kecepatan dan tempo membaca yaitu : (1) Jarak pandang bola mata pada baris bacaan (2) Penghentian bola mata ketika menatap baris dan bacaan (3) Pergantian garis (4) Kecepatan gerak bola mata (5) Pengulangan terhadap menatap simbol bacaan.
Ø  Aspek penghambat kecepatan bola mata yaitu : (1) Pengeluaran (regresi) yaitu pengulangan gerak mata pada kata-kata yang kurang dipahami (2) Keterpakuan (berhenti sejenak) (3) Berhenti lama pada awal baris atau kalimat (4)  Salah meletakkan pandangan mata (5) Fiksasi dan durasi, fiksasi yaitu banyaknya pengalihan pandangan bola mata, sedangkan durasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk berhenti setiap bola mata beralih.
Ø  Meningkatkan jangkauan jarak panang mata yaitu : (1) Membaca kata demi kata (2) Membaca frase demi frase (3) Membaca frase kompleks dan klausa sederhana.
Proses pengendalian diri yaitu usaha untuk mencoba menerawang diri kita untuk memperoleh gambaran tentang diri kita yang sebenarnya.
Pola gerak mata membaca cepat yaitu pola vertikal, pola diagonal, pola zigzag, pola spiral yang tujuannya untuk mencari kata-kata kunci.
Struktur dasar paragraf terdiri dari lima bagian yaitu : (1) Gagasan utama terdapat diawal paragraf (2) Gagasan utama terdapat diakhir paragraf (3) Gagasan utama terdapat ditengah paragraf (4) Gagasan utama terdapat diawal dan akhir paragraf  (5) Gagasan utama pembaca harus mencari sendiri dengan cara menduga-duga.

A. Membaca Terarah

Yang dimaksud dengan membaca terarah adalah membaca buku secara sepintas dengan cara mengetahui hal-hal pokok yang dianggap dapat mewakili keseluruhan kandungan buku itu. Kegunaan membaca terarah adalah untuk memperoleh gambaran tentang sebuah buku dalam waktu singkat sehingga dapat diketahui apakah buku itu yang dicari atau bukan. Di samping itu, kita dapat mengetahui bagaimana buku itu disusun dan dikelompokkan serta latar belakang penyusunannya. Lebih dari itu, dengan teknik ini akan dapat ditingkatkan kemungkinan ditemukan apa yang dicari dengan cepat dan akurat. “Knowing what you are looking for will always increase the probabilities of finding it quickly and accurately” (Cohn Mares, 1976: 3). (Mengetahui apa yang Anda cari akan selalu meningkatkan kemungkinan-kemungkinan menemukannya secara cepat dan akurat).

Dengan membaca terarah, dalam waktu singkat (sekitar 15 menit) dapat diketahui apakah buku itu yang akan dipelajari dan untuk keperluan apa membacanya. Yang perlu diperhatikan dalam membaca terarah ini adalah; judul dan nama pengarang, tahun penerbitan, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, dan kesimpulan. Caranya sebagai berikut :
  1. Membaca judul buku dan nama pengarangnya. Melalui judul, pengarang tentu sudah mempunyai maksud tertentu yang menggambarkan tentang isinya. Diusahakan kita tahu betul judul buku itu. Hindari kesalahan membaca atau kekeliruan mengingatnya. Dengan membaca judul, kita dapat memperoleh gambaran tentang isi buku itu, minimal mengetahui tentang apa buku itu disusun, misalnya tentang hukum, ekonomi, agama, politik, budaya dan sebagainya.
  2. Melihat tahun penerbitan buku itu. Dengan ini, dapat diketahui apakah buku itu masih aktual atau sudah lama. Dalam hal apakah sebuah buku sudah lama atau baru terbit dan buku mana yang lebih tepat untuk digunakan tergantung dari jenis buku itu. Jika buku itu berisi informasi sejarah masa lalu, maka yang diutamakan adalah buku yang lebih tua. Tetapi, bila buku itu berisi tentang ilmu yang sedang berkembang seperti ilmu ekonomi, politik, dan sebagainya, maka yang diutamakan adalah buku yang lebih baru.
  3. Membaca kata pengantar, prawacana, atau pertanggungjawaban. Di sini biasanya tercantum maksud penulis mengarang buku itu. Dengan mengetahui maksud penulis menyusun bukunya, kita dapat memahami sekilas tentang untuk apa atau untuk siapa buku itu ditulis, tentang kemungkinan terjadi kekurangan dalam penulisan, atau buku itu banyak mendapat input dari seorang ahli sesuai dengan kandungannya.
  4. Melihat daftar isi. ini sangat penting, sebab di situ dapat diketahui bagaimana buku disusun. Kita baca bab-bab dan sub-sub bab yang ada. Dengan demikian susunan buku itu menjadi jelas. Dengan membaca daftar isi, kita dapat mengetahui keseluruhan isi buku meskipun secara garis besarnya saja.
  5. Membolak-balik beberapa halaman buku itu. Dibaca terutama baris-baris pertama pada tiap bab. Di sini dapat diterka apa masalah yang dikemukakan oleh penulis, bagaimana masalah itu ditulis; apakah secara teratur atau sangat umum, teoritis atau praktis. Dengan demikian, walaupun kita belum mengerti apa yang tertulis, tetapi mengetahui apa masalahnya. Dengan membaca beberapa kalimat, kita mendapatkan kesan dalam suasana bagaimana buku itu ditulis. Ada baiknya juga bila dilihat daftar-daftar dan gambar-gambar jika memang ada. Ringkasnya, dengan melakukan demikian, dapat diperoleh gambaran apakah kita menyenangi buku itu atau tidak, meneruskan membaca lebih dalam atau tidak.
  6. Melihat bab terakhir. Di sini kerap kali terdapat kesimpulan sebuah buku. Dengan membaca kesimpulan, kita dapat mengetahui kandungan buku itu secara umum dan rnemperoleh kesan tentang apa yang dicapai penulis dengan bukunya. Sebagai kesimpulan, bab terakhir biasanya menjelaskan tentang permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Dengan membaca bab ini berarti kita telah membaca beberapa bab yang ada dalam buku tersebut.
Teknik membaca terarah ini dapat digunakan untuk mencari bahan-bahan baik sebagai buku pegangan maupun rujukan, seperti untuk menulis tugas kelas, paper, ataupun skripsi. Berhubung teknik membaca terarah ini dimaksudkan untuk mencari informasi tertentu dalam sebuah buku, maka dapat digunakan pada saat-saat awal ketika akan mencari buku pegangan atau buku rujukan.

B. Membaca Sepintas

Membaca sepintas dikenal dengan istilah skimming yaitu membaca untuk mencari gagasan pokok (main idea) dalam sebuah karya tulis. Menurut Cohn Mares (1976 :6), skimming adalah the technique of picking out only me nain ideas and ignoring all the subsidiary elements :teknik untuk mendapatkan ide pokok dengan tidak memperdulikan unsur-unsur yang tidak pokok. Ide pokok dapat diketahui pada tiap bab yang menggambarkan pokok pikiran yang tertuang dalam bab itu. Dengan mengetahui ide pokok, kita dapat mengetahui point-point penting sebuah buku. Dan bila ini dibiasakan, dalam tempo yang relatif singkat, kita dapat mengetahui gagasan-gagasan sebuah buku serta memahaminya.

Terdapat perbedaan antara membaca terarah dan membaca sepintas. Pada membaca sepintas, yang diutamakan adalah mengerti pikiran pokok tiap bab dalam buku itu. Kita perlu berbuat lebih banyak dari pada membaca terarah. Pada membaca terarah kita hanya ingin tahu apa yang dipersoalkan dalam buku itu. Tetapi, pada membaca sepintas, persoalannya terletak pada apakah kita mengerti gagasan pokok apa yang sebenarnya dalam buku itu. Karena itu, teknik membaca sepintas dimaksudkan mengetahui ide pokok pikiran tiap bab dalam sebuah buku.

Untuk menemukan inti (ide pokok) dari tiap alinea melalui cara membaca sepintas ini, dapat dilakukan hal- hal berikut :

Memeriksa alinea pertama pada tiap bab atau paragraf. Di sini biasanya terdapat pendahuluan dan bab atau topik dari suatu paragraf. Karenanya, alinea pertama itu harus dibaca secara keseluruhan. Melalui alinea pertama, biasanya penulis menjelaskan pokok pikiran seluruh isi bab. Dengan membaca alinea pertama, kita dapat mengetahui keseluruhan isi bab itu.

Membaca alinea terakhir dari suatu bab, karena di sini terangkum kesimpulan (conclusion, restatement). Alinea terakhir berisi ide-ide yang terdapat dalam alinea-alinea sebelumnya.

Membaca alinea yang berada di tengah kalimat-kalimat pertama dan terakhir. Alinea yang terdapat di tengah kalimat umumnya tidak berisi ide pokok tetapi ide pendukung (supporting idea) dan contoh-contoh (examples). Meskipun demikian, kita dapat membacanya untuk mengetahui isi buku tersebut.

Memperhatikan kata-kata yang bertanda khusus, seperti digaris bawahi, dicetak miring, dan sebagainya. Kata yang bertanda khusus menunjukkan bahwa kata itu penting, kecuali yang dicetak miring karena berasal dan istilah asing. Kata asing yang dicetak miring tidak mesti menunjukkannya penting.

Teknik membaca sepintas ini dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan membaca sebagai berikut :
  1. Persiapan ketika akan mempelajari sebuah buku. Kita telah mengetahui garis besarnya, sebelum secara intensif melakukan kerja.
  2. Bila kita membaca ulang buku yang pernah dipelajari, hal ini merupakan suatu pengulangan yang cepat yang mengungkap kembali hal-hal yang hampir terlupakan.
  3. Bila membaca suatu bacaan yang pernah diketahui, kita secara cepat membaca sepintas untuk mengetahui apakah penulis mengungkapkan hal-hal baru.
  4. Bila mencari buku referensi, atau untuk membuat skripsi, setelah membaca sepintas kita dapat mengetahui apakah buku tertentu dapat dipakai atau tidak.

C. Membaca Mencari

Mencari kata-kata, nama-nama, atau angka-angka tertentu, atau ingin menjawab pertanyaan dan mencarinya dalam sebuah buku merupakan kegiatan membaca mencari yang dikenal dengan istilah scanning. Menurut Cohn Mares (1976 : 6), scanning adalah the technique of finding rapidly the answer to the particular question (teknik untuk menemukan jawaban secara cepat dan suatu pertanyaan tertentu). Jadi, membaca mencari atau scanning adalah membaca untuk mencari informasi khusus/tertentu (specific information) dalam sebuah bacaan. Misalnya, mencari kata-kata dalam kamus, mencari nomer telepon seseorang dalam buku telepon, mencari masalah tertentu dalam sebuah buku.

Membaca dengan teknik ini dikenal pula dengan membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indeks, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut. Apa yang diajarkan teknik itu adalah agar kita segera mengetahui isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat selesailah tugas kita membaca buku yang dimaksud.

Scanning ini dilakukan dengan mencari point- point tertentu yang diinginkan. Ketika melakukan membaca mencari ini, pikiran kita terpusat pada keterangan yang ingin dicari. Cara yang dapat ditempuh sebagai berikut:
  1. Menentukan apa yang akan dicari. Apakah sebuah kata atau kalimat atau sebagian informasi. Menentukan topik apa yang akan dicari dapat menuntun pada objek informasi yang akan ditelusuri.
  2. Meneliti daftar isi buku dan mencari dalam bab mana jawaban ingin ditemukan. Setelah ditemukan, melihat point-point penting pada bab itu apakah sudah cukup mewakili informasi yang dicari atau tidak, apakah kandungan semua bab relevan dengan yang dicari atau sebagiannya saja.
  3. Melihat halaman-halaman tertentu di mana dapat ditemukan kata; nama, angka, atau jalan pikiran yang dicari. Jika ditemukan, diberi tanda agar nantinya mudah untuk mencari ulang. Dengan melihat halaman-halaman itu, dimungkinkan kita mendapatkan informasi yang tidak secara eksplisit disebutkan dalam daftar isi buku yang bersangkutan.
  4. Apabila yang kita cari ditemukan, hendaklah dibaca juga teks sekelilingnya. Mungkin dapat ditemukan keterangan tambahan yang dibutuhkan. Dengan membaca teks sekeliling, kita dapat memperluas jangkauan pencaharian informasi sehingga memungkinkan ditemukannya data yang lebih banyak.
Membaca dengan teknik scanning ini tidaklah sulit sebab hampir semua buku ditulis dengan susunan tertentu. Dalam sebuah buku, kita bisa melihat daftar isi dan bab-bab tertentu. Mencari kata dalam kamus atau nomer dalam buku telepon cukup dengan melihat huruf awal kata atau nama yang dicari sebab semuanya tersusun dalam urutan abjad (alphabetical order). Dengan demikian, scanning merupakan cara efektif untuk mencari informasi-informasi tertentu yang diinginkan dalam waktu yang relatif singkat.

D. Membaca Belajar

Bila ingin mengetahui dan mengingat hal-hal yang penting dan detail dan sebuah informasi, maka kita harus membaca belajar. Sebagaimana dijelaskan di atas, terkadang kita lupa mengingat kembali apa yang telah dibaca. Mungkin teknik membaca ini dapat membantu sehingga kesulitan itu dapat diatasi. Sebab, tujuan membaca belajar adalah untuk mengingat kembali (mereproduksi) suatu teks. Namun, ini tidak berarti bahwa kita harus menghafal teks itu di luar kepala. Yang penting adalah kita mempunyai pandangan mengenai susunan buku itu kemudian meresapi hal-hal yang terkandung di dalamnya. Dengan meresapi, berarti kita benar-benar mengetahui masalahnya. Untuk itu, kita perlu membaca kalimat demi kalimat.

Teknik membaca belajar ini lebih serius daripada tiga teknik membaca sebelumnya. Seseorang tidak hanya dituntut membaca, mencari, dan menelusuri kata, kalimat, atau paragraf tertentu, tetapi lebih dari itu diharuskan memahami apa yang dibaca. Untuk itu, membaca belajar tidak hanya dilakukan sekali. Jika ia tidak memahami suatu bab, maka bab itu dibaca ulang sampai memahaminya sebelum pindah pada bab-bab berikutnya.

Ini terutama jika antara bab pertama sampai bab terakhir disusun secara berkait dan beruntun sehingga tidak mungkin ia memahami suatu bab jika tidak memahami bab sebelumnya.

Di samping membaca, dalam kegiatan membaca belajar ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan (ini, tentunya, jika buku itu milik sendiri), yaitu:
  1. Menggarisbawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang dianggap penting;
  2. Mencatat gagasan atau pikiran inti pada pinggir suatu alinea;
  3. Memberi nomor pada sisi halaman atau pada alinea yang mengandung beberapa sub pokok pikiran;
  4. Membuat bagan tentang susunan buku itu; dan
  5. Membuat ringkasan.
Lima hal di atas tidak pasti dilakukan semua, terserah mana yang akan dipilih. Untuk lebih jelasnya, dapat diikuti cara-cara berikut ini:
  1. Ketika memulai membaca, usahakan agar kita mendapat gambaran umum tentang isi yang dikandung sebuah buku dengan cara sebagaimana dijelaskan pada cara membaca terarah.
  2. Setelah itu, mulai membaca bagian demi bagian yaitu paragraph demi paragraph atau bab demi bab. Bagian-bagian ini dibaca secara keseluruhan dan tidak diputus-putus. Misalnya, membaca satu bab dalam satu waktu. Sebab dengan demikian, kesatuan gagasan di dalamnya dapat dipahami secara utuh. Kalau buku yang dibaca milik sendiri, dapat dilakukan upaya menggarisbawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang dianggap penting. Hal ini dapat mempermudah ketika membaca ulang berikutnya. Jika dalam sebuah alinea terdapat beberapa sub pokok pikiran, maka memberi nomor pada alinea itu dapat memperjelas bagian-bagiannya.
  3. Setelah membaca satu bab, hendaklah dibaca itu lagi dengan cepat yaitu dengan melihat kata-kata atau kalimat-kalimat yang digarisbawahi atau catatan-catatan yang ditulis pada pinggir alinea. Jika masih belum paham juga, dibaca dengan membuat catatan pada kertas sebagai ringkasan dari bab yang sulit itu.
  4. Kalau ini selesai, hendaklah dibaca bab berikutnya. ini dilakukan seperti bab sebelumnya. Dengan cara ini, hubungan antara bab yang satu dengan lainnya menjadi jelas. ini dapat membantu dalam memahami keseluruhan kandungan buku tersebut.
  5. Buat catatan ringkasan pada kertas tersendiri. Ringkasan ini sangat berarti dan sangat praktis karena di samping jumlah halamannya lebih sedikit dan buku aslinya, catatan dapat pula disatukan dengan catatan dan buku lain (tentunya dengan halaman terpisah).
Teknik membaca belajar ini dapat digunakan untuk mengikuti ujian baik ujian tengah semester (UTS) ujian akhir semester (UAS), ujian komprehensif, maupun ujian lain. Dapat pula digunakan untuk memperdalam materi perkuliahan yang diperoleh dalam kelas, dan untuk menambah ilmu pengetahuan.
1.      Apa itu Membaca Efektif?
Membaca adalah sebuah keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa atau siapa saja yang mempunyai tugas mengumpulkan informasi dari bahan bacaan. Untuk dapat meningkatkan keterampilan ini, salah satu yang perlu diupayakan bersama adalah kecepatan membaca. Dalam membaca perlu diperhatikan semboyan da;am bahasa latin; Non multa sed multum, yang maknanya adalah hal terpenting dari membaca bukanlah jumlah buku yang telah dibaca, akan tetapi berapa banyak hasil yang diperoleh dari bacaan tadi.
            Tujuan membaca adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan. Tidak ada gunanya dapat membaca dengan cepat akan tetapi tidak dapat memahami isi bacaan dengan memadai. Sebaliknya, apabila kita dapat membaca dengan pemahaman penuh, namun kecepatan bacaan kita sangat lambat, dapat dikatakan bahwa kita membaca dengan tidak efisien.
            Oleh sebab itu, diperlukan keseimbangan yang baik antara kecepatan membaca dan pemahaman bacaan. Yang jelas, orang dengan kemampuan membaca cepat tidak berarti kemampuan memahaminya berkurang. Dengan latihan yang tekun dan terus menerus, kita akan mampu membaca cepat sekaligus memahami banyak. Apabila kita tidak lagi menanggapi kata demi kata dalam membaca, melainkan menanggapi kesatuan-kesatuan gagasan yang berarti, kecepatan membaca dan pemahaman bacaan kita akan meningkat. Dengan demikian, membaca efektif adalah bagaimana caranya kita agar bisa membaca dengan cepat dan memahami bacaan dengan baik.

2.      Mengapa Membaca Efektif itu Penting?
Kegunaan membaca cepat di antaranya memperkecil pekerjaan fisik dan menyelaraskan pemahaman, meningkatkan motifasi, meningkatkan keaktifan, memperbesar kesempatan, dan meningkatkan kepuasan.
            Membaca cepat diperlukan karena otak berpikir lebih cepat daripada kecepatan membaca, dan tidak diperlukan jika ingin mendengarkan kata-kata dalam benak kita, karena mata menerima informasi lebih cepat daripada telinga. Tujuan yang berbeda membutuhkan kecepatan membaca yang berbeda, dan membaca bukan untuk melihat setiap kata, tapi memahami makna materi.
            Praktikkan dan latihlah diri Anda dalam membaca gar Anda dapat membaca dengan efektif dan efisien tanpa meninggalkan pemahaman yang seharusnya dimiliki dari setiap bacaan.

3.      Bagaimana cara Membaca Efektif?
Untuk melihat bagaimana Anda membaca dan seberapa cepat bacaan Anda, dapat dilihat dalam membaca kalimat dibawah ini.

Mampu membaca cepat frase demi frase dan bukan kata demi kata diperoleh dengan tekun.
Bagaimana anda membaca kalimat di atas? Apakah anda membaca dengan cara seperti di bawah ini?

Mampu/ membaca / cepat / frase / demi / frase / dan / bukan / kata / demi / kata / diperoleh / dengan / tekun./

Kalau anda membaca dengan cara seperti di atas, berarti anda termasuk pembaca lambat. Jika anda membaca dengan cara seperti di bawah ini; maka anda termasuk pembaca rata-rata atau sedang.

Mampu membaca / dengan cepat / frase demi frase / dan bukan / kata demi kata / diperoleh / dengan tekun./

Sedangkan pembaca yang membaca seperti di bawah ini dianggap sebagai pembaca cepat.

Mampu membaca cepat / frase demi frase dan bukan kata demi kata / diperoleh dengan tekun./

            Secara teori, ada teknik-teknik membaca cepat yang banyak bisa dipelajari dan di praktikkan, yaitu scanning dan skimming. Secara umum, scanning diartikan sebagai membaca cepat untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam pikiran, tanpa harus membaca kata per kata dan mengabaikan kata-kata yang dianggap tidak relevan dengan pertanyaan. Cara seperti ini dilakukan orang seperti ketika membaca kamus untuk mencari kata tertentu, atau membaca buku telpon yang hanya membaca sekilas dengan cepat.
            Skimming mempunyai pengertian membaca dengan cepat untuk mendapatkan pengertian umum dari sebuah teks seperti mengetahui pengertian utama dalam suatu paragraph. Cara membaca skimming: membaca secepat mungkin, tidak bertele-tele, dan, selalu konsisten dengan apa yang mau dicari.
qqqq

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: