puisi
Materi Kls 8 Smt 2 KD 15.2
KD 15.2
Mengenali Ciri-ciri Umum Puisi dari Buku
Antologi Puisi
Puisi merupakan bagian dari karya sastra yang memiliki ciri dan karakter yang membedakan dengan bentuk karya sastra lainnya. Dalam puisi terdapat adanya aturanmengenai persajakan, rima, dan kebaitan. Adapun antologi puisi adalah buku yang memuat kumpulan puisi, baik dari seorang penyair atau beberapa penyair. Biasanya dalam sebuah antologi puisi terdapat banyak puisi. Dapatkah kalian menganalisis puisi dari sebuah antologi puisi untuk menentukan ciri umum puisi? Sebagai bahan referensi, simaklah puisi berikut dengan cermat beserta pembahasannya!
I. Pada Gelombang
Karya: Tri Astoto Kodarie
Biarkan kukabarkan kepada burung-burung yang melintas
Di warna kelam langit tanpa batas
Lepaskanlah segera gelombang di tanganmu
Yang kau genggam erat-erat sewaktu kita bertemu Wajahmu telah lama terdampar di pulau karang Kutahu ketika tangis air matamu mengerang
Tapi masih tetap kaudengar gemuruh gelombang Memercikkan buih di alis matamu yang bimbang Malam tak juga melepaskan dingin yang kaukirim Perahumu mengapung di punggung musim
Sebab pelayaran telah menjelma menjadi benua tua
Memainkan buih dengan senandung berair mata
(Horison, Juni 2004)
II. Lagu Batin
Karya: Dorothea Rosa Herliany
Inilah lagu batinku, suara-suara angin di antara musim salju, Daun-daun membeku, ranting-ranting tak bergoyang,
Dan burung-burung yang mati kedinginan
Biarlah akhirnya hanyut oleh suarasuara sungai mengalir, Dari negeri mimpi, biarlah akhirnya cuma bergumam Dalam pukulan batubatu karang, biarlah akhirnya pulas Oleh alunan riak-riak, takkan diam hatiku memetikkan Dawai-dawai gitar menghiburmu!
(Antologi Puisi, Kepompong Sunyi, Balai Pustaka)
Beberapa hal yang dapat kalian catat berkaitan dengan puisi-puisi tersebut yaituberkaitan dengan diksi, bentuk penulisan, dan makna-makna yang dikandungnya. Pilihan kata atau diksi yang digunakan dalam puisi-puisi di atas cenderung singkat, padat, dan penuhmakna kias.
Contoh hal tersebut dapat kalian lihat pada puisi kedua baris pertama inilah lagu batinku .... Rangkaian kata tersebut dapat berarti inilah perasaan dan suasana yang akualami, atau inilah keadaan atau perasaan yang ingin saya ungkapkan atau sampaikan. Maknakias dari puisi-puisi tersebut dapat dilihat dari penggunaan majas- majas dalam beberapa baris yang sangat tampak. Contoh penggunaan majas personifikasi di antaranya, Malam tak juga melepaskan dingin yang kaukirim, Perahumu mengapung di punggungmusim (puisi 1); majas asosiasi di antaranya takkan diam hatiku memetikkan dawaidawai gitar menghiburmu (puisi 2); majas metafora di antaranya lepaskanlah segera gelombang ditanganmu yang kaugenggam erat-erat sewaktu kita bertemu; dan sebagainya.
Unsur persajakan dan rima juga sangat kental dalam puisi-puisi di atas. Hal tersebutdapat dilihat dari beberapa contoh, di antaranya bunyi akhir tiap baris pada puisi I selalu memiliki keterkaitan antarbaris. Rima dari puisi-puisi di atas tampak pada keterkaitan bunyidalam tiap barisnya, contoh di antaranya bunyi [ U ] pada perahumu mengapung di punggungmusim (puisi 1); bunyi [ U ] dan [ ng ] pada salju, daun-daun membeku, ranting-ranting takbergoyang (puisi 2); dan sebagainya.
Secara makna, puisi tidak dapat diartikan ke dalam satu makna yang pasti. Makna yang diungkapkan dalam kata-kata puisi dapat ditafsirkan dengan melihat konteks kalimat atau keseluruhan barisnya. Makna takkan diam hatiku memetikkan dawai-dawai itar menghiburmu (puisi 2) dapat berarti takkan berhenti menghibur dengan senandung ataunyanyian, atau dapat juga takkan berhenti menghibur dengan perhatian atau kasih sayang, dan sebagainya.
Beberapa puisi di atas diambil dari antologi puisi yang berbeda. Namun secara bentuk dan diksi, puisi-puisi tersebut menampakkan kesamaan cirinya.
Berdasarkan pembahasan mengenai puisi-puisi di atas, ciri-ciri puisi secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
1. Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentukparagraf seperti pada prosa dan dialog seperti pada naskah drama.
2. Diksi yang digunakan dalam puisi biasanya bersifat kias, padat, dan indah.
3. Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.
4. Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
5. Setting, alur, dan tokoh dalam puisi tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.
0 komentar: